Blog Geografi dan Sosiologi By Yuan Atul

Jumat, 08 Juni 2012

PETA - ATLAS - GLOBE


Pengertian Ada banyak pengertian peta namun pada intinya pengertiannya adalah:
Peta adalah suatu gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai fenomena kenampakannya pada suatu bidang datar yang diperkecil menggunakan skala tertentu.
Peta menurut International Cartografhic Association adalah: Gambaran unsur unsur permukaan bumi atau ang adakaitannya dengan permukaan bumi maupun benda benda angkasa. Ilmu yang mempelajari peta adalah ilmu kartografi.
Berikut beberapa pengertian peta dari para ahli :
-           Menurut ICA (International Cartographic Association)
Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.
-           Menurut Aryono Prihandito (1988)
Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.
-          Menurut Erwin Raisz (1948)
Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas.
-           Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005)
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data knndisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.
1.       Peta umum :
-    peta dunia : peta yang menggambarkan bentuk dan letak wilayah setiap negara di dunia
-    peta korografi : Peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bercorak umum dan berskala kecil.
-    peta topografi : Peta yang menggambarkan permukaan bumi dan reliefnya / ketinggian tempat.
2.       Peta Khusus:
-    Peta Kadaster : peta yang berskala 1:5.000 -1:100 co. peta desa
-    Peta Skala besar : 1:250.000 -<>
-    Peta Skala menengah : 1:500.000 -<>
-    Peta Skala kecil : 1:1000.000 - <>
Bentuk peta : Peta datar, peta relief, peta digital
Komponen / unsur peta:
a.    Judul peta
b.    Skala peta ( skala garis, skala angka, skala verbal)
c.    Tanda orientasi : Inset, garis astronomis (grid peta : garis lintang dan garis bujur) sumber pembuatan peta, legenda ( simbol garis, simbol titik, wilayah, warna.)

Manfaat peta:
- Mengetahui jarak 1 tempat ke tempat lain
- Mengetahui arah suatu tempat
- Dapat menjelaskan kondisi suatu lingkungan
- Memperoleh data data yang dibutuhkan pengguna
- Kemungkinan usaha dilakukan di suatu tempat.

Atlas : kumpulan dari beberapa peta/ kumpulan peta yang dibukukan.
Jenis jenis atlas : Atlas nasional, regional dan atlas dunia.
Komponen atlas: Judul, daftar isi, memuat unsur unsur kelengkapan suatu peta ( skala, tanda orientasi/ legenda dst), tata warna yang baku, memiliki indeks.
Globe : Tiruan bola bumi dalam bentuk kecil dengan wujud 3 dimensi, mempunyai kemiringan 66,5°. terhadap bidang datar ekliptika ( bidang datar bumi).
Manfaat Globe
1.  Untuk mengetahui letak astronomis
2. Untuk mengetahui gerak rotasi bumi
3. Untuk memperagakan gerhana bulan dan matahari
4. Untuk menjelaskan perbedaaan waktu
5. Untuk mengetahui luas wilayah;/div>
Catatan tambahan :
-          Jari jari bumi di equator : 6.378 km.
-          Jari jari bumi dikutub : 6.357 km
-          Keliling equator : 24.900 mil
-          Keliling meridian : 24.860 mil
       Garis Bujur = garis meridian = longitude : dimulai dari 0 ° ditetapkan di kota Greenwich (Inggris ) dan 180° dilautan pasifik. Garis ini digunakan untuk menghitung perbedaan waktu tiap wilayah.
B.         Garis Lintang = garis pararel = Latitude : dimulai dari 0° di khatulistiwa (equator) Sampai dengan 90° di Kutub.
1° = 4 menit =111 km
-          Bumi berputar 360° = 24 jam = sehari semalam.
-          Perputaran bumi dinamakan Rotasi
-          Perputaran bumi pada Matahari dinamakan Revolusi.

Dinamika Penduduk


    Pengertian
-      Dinamika kependudukan adalah perubahan kependudukan untuk suatu daerah tertentu dari waktu ke waktu. pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke luar maupun ke luar. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu.
    Unsur-unsur Dinamika Penduduk
     Unsur dinamika penduduk ada 2 yaitu Faktor yang Memengaruhi dinamika penduduk dan Piramida Penduduk.
A.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk
     Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk at`u perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu : 
a. Kelahiran (natalitas)  b. Kematian (mortalitas)  c. Migrasi (perpindahan) 
a. Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain :
1. Kawin usia muda
2. Pandangan “banyak anak banyak rezeki”
3. Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah
4. Anak merupakan penentu status sosial
5. Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.  
2. Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan
3. Semakin banyak wanita karir
1. angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk
2. angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk
3. angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk
1. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 
2. Fasilitas kesehatan yang belum memadai
3. Keadaan gizi penduduk yang rendah
4. Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir
5. Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan
1. Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan
2. Fasilitas kesehatan yang memadai
3. Meningkatnya keadaan gizi penduduk
4. Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan
5. Kemajuan di bidang kedokteran.
a. Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi
a. Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
b. Tingkat kelahiran rendah
c. Tingkat kematian rendah
d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat
a. Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua
b. Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit
c. Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian
d. Pertumbuhan penduduk terus berkurang
Negara-negara berkembang seperti Indonesia memiliki piramida penduduk berbentuk limas dan negara-negara maju umumnya berbentuk granat dan sebagian kecil berbentuk batu nisan.

B.    Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran (natalitas) di Indonesia adalah sebagai berikut:
 b. Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain :
1. Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB)
c. Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) : 
C.    Faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah sebagai berikut :
a.    Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain :
b.    Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara lain :
D.   Piramida Penduduk
     Komposisi penduduk menurut umur dan*jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk grafik yang disebut piramida penduduk.
a.    Bentuk-bentuk Piramida Penduduk
Bentuk piramida penduduk dibadakan menjadi tiga macam yaitu : 
-      Bentuk Limas (Expansive), menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih banyak dari  pada usia dewasa maupun tua, sehingga pertumbuhan penduduk sangat tinggi, contohnya: Indonesia, Filipina, Mesir, Nigeria,
-      Bentuk Granat (Stationer), menunjukkan jumlah usia muda hampir sama dengan usia dewasa, sehingga pertumbuhan penduduk kecil sekali, contohnya: Amerika Serikat, Belanda, Norwegia, Finlandia.
-      Bentuk Batu Nisan (Constructive), menunjukkan jumlah penduduk usia tua lebih besar dari pada usia muda, jumlah penduduk mengalami penurunan, contohnya: negara-negara yang baru dilanda perang.
Negara-negara berkembang pada umumnya memiliki piramida penduduk berbentuk limas, sedangkan negara-negara maju umumnya berbentuk granat atau batu nisan. 
b.    Ciri-ciri struktur penduduk pada tiap bentuk piramida :
·         Piramida Penduduk Expansif memiliki ciri-ciri : 
·         Piramida Penduduk Stasioner memiliki ciri-ciri :
·         Piramida Penduduk Constructive memiliki ciri-ciri :
Umur penduduk dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
·      Umur 0 – 14 tahun dinamakan usia muda/usia beltm produktif.
·      Umur 15 – 64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif.
·      Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia jompo.
·      Sesuai dengan pengelompokkan umur di atas, maka struktur (susunan) penduduk negara-negara di dunia dibagi 3 yaitu:
-    Struktur penduduk muda : bila suatu negara atau wilayah sebagian besarpenduduk usia muda.
-    Struktur penduduk dewasa : bila suatu negara sebagian besar penduduk berusia dewasa.
-    Struktur penduduk tua : bila suatu negara sebagian besar terdiri penduduk berusia tua.
·         Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk grafik yang dinamakan piramida penduduk.
Bentuk piramida penduduk ada 3 macam yaitu:
·         Piramida penduduk muda berbentuk limas
Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa. Di waktu yang akan datang jumlah penduduk bertambah lebih banyak. Jadi penduduk sedang mengalami pertumbuhan.
·         Piramida penduduk stasioner atau tetap berbentuk granat
Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa. Hal ini berarti penduduk dalam keadaan stasioner sehingga pertambahan penduduk akan tetap diwaktu yang akan datang.
·         Piramida penduduk tua berbentuk batu nisan
Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa. Diwaktu yang akan datang jumlah penduduk mengalami penurunan karena tingkat kelahiran yang rendah dan kematian yang tinggi.





Rumus Kependudukan

1.       Angka Kelahiran Kasar (CBR)
CBR = B/P  x  K

2.       Angka kelahiran menurut umur (ASBR)
ASBR = Bx/Pwx  x  K

3.       Angka kematian kasar (CDR);/span>
CDR = D/P  x  K

4.       Angka kematian menurut umur (ASDR)
ASDR = Dx/Px  x  K

5.       Pertumbuhan penduduk alami
T = L – M

6.       Pertumbuhan penduduk total
T = (L – M) + (I – E)

7.       Proyeksi penduduk
Pn = Po (1 + r )n

8.      Angka ketergantungan (Dependency Ratio / DR)
DR = Jumlah penduduk usia non produktif / Jumlah penduduk usia produktif  x  100 o/o

9.      Perbandingan penduduk laki-laki & perempuan (Sex Ratio/SR)
SR = Jumlah penduduk laki-laki / Jumlah penduduk perempuan  x  100 o/o

10.  Kepadatan penduduk Aritmatik (KPAr)
KPAr = Jumlah penduduk / Luas wilayah (Km2)

11.  Kepadatan penduduk agraris (KPAg)
KPAg = Jumlah petani / Luas lahan petani  

 
Keterangan :

·         B : Banyaknya anak yang lahir
·         P : Jumlah penduduk
·         K : Konstanta
·         Bx : Kelompok jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur x
·         Pwx : Jumlah wanita pada kelompok umur x
·         D : Jumlah kematian
·         Dx : Jumlah kematian umur tertentu
·         Px : Jumlah penduduk umur tertentu
·         T : Pertumbuhan penduduk
·         L : Jumlah kelahiran
·         M : Jumlah kematian
·         I : Jumlah penduduk masuk
·         E : Jumlah penduduk keluar
·         Pn : Jumlah penduduk pada tahun yang ditanyakan
·         Po (Po=P) : Jumlah penduduk awal tahun yang diketahui
·         n : Jumlah tahun
·         r : Tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (dalam o/o)

 

Kamis, 22 Maret 2012

Interaksi Sosial

1. Pengertian Interaksi Sosial
     Proses dimana orang-orang yang menjalin kontak & berkomunikasi saling pengaruh & mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan.
2. Syarat Interaksi Sosial
     a. Adanya kontak sosial
     b. Adanya komunikasi
3. Bentuk Kontak Sosial

  •  Kontak sosial primer adalah  kontak sosial berupa tatap muka, bertemu, jabat   tangan, bercakap-cakap antara pihak-pihak yang melakukan kontak sosial.
  •  Kontak sosial sekunder adalah kontak yang tidak langsung, yaitu suatu kontak sosial yang membutuhkan perantara. Misalnyamelaluisurattelepon, radio, internet, dan sebagainya.  

4. Bentuk Komunikasi
     - Komunikasi Non-verbal, yaitu komunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat, seperti anggukan, kepalan tangan, menangis, tertawa, tersenyum dan sebagainya.
     - Komunikasi Verbal, yaitu komunikasi melalui kata-kata. Kata-kata adalah simbol-simbol suara yang mempunyai arti bersama & bersifat standar sehingga dapat saling memahami.
5. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
     - Antar individu dengan individu
     - Antar indvidu dengan kelompok
     - Antar kelompok dengan kelopok
6. Proses Sosial dibagi 2, yaitu
     - Proses Asosiatif adalah proses sosial yang mengarah pada kesatuan dan keutuhan masyarakat.
        Dibagi 4 :
        1. Kerja Sama yaitu usaha bersama antar individu untuk mencapai tujuan bersama.
        2. Akomodasi yaitu usaha-usaha untuk meredakan suatu pertentangan atau usaha untuk mencapai kestabilan.
        3. Asimilasi yaitu usaha untuk mengurangi perbedaan antar individu untuk mencapai tujuan bersama.
        4. Akulturasi yaitu pencampuran budaya/adat istiadat yang berbeda agar mudah dipahami dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar.
     - Proses Disosiatif adalah usaha seseorang untuk mencapai tujuan tertentu dan mengarah pada perpecahan   
masyarakat. Dibagi 3 :
        1. Persaingan yaitu usaha individu atau kelompok untuk saling mengalahkan satu sama lain tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.
        2. Kontravensi yaitu sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain, seperti rasa curiga, tidak suka ataupun kebencian.
        3. Konflik yaitu usaha individu atau kelompok untuk saling mengalahkan satu sama lain dengan menggunakan ancaman atau kekerasan.
7. Faktor yang Membentuk Kepribadian Seseorang
     1. Pembawaan
     2. Lingkungan Fisik dan Sosial
     3. Kelompok
     4. Kebudayaan

Rabu, 22 Februari 2012

Flora di Indonesia

• Asiatis: 
1. Raflesia Arnoldi: Tanaman ini merupakan tumbuhan parasit obligat yang lterkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrasigma. 
2. Anggrek: Anggrek merupakan sejenis tumbuhan berbunga yang sering ditanam sebagai tanaman hiasan. Tumbuhan berbunga mulai muncul pada Zaman Kapur. 
3. Bunga bangkai: Bunga bangkai (cadaver scent), terutama di malam hari, yang terkadang aromanya dapat tercium sejauh 25 meter dari tempat tumbuhnya, menarik dan merangsang lalat serta serangga lainnya untuk melakukan penyerbukan. Tingginya dapat mencapai 6m. Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. 
4. Daun Sang: Tumbuhan ini hanya dijumpai di daerah Besitang tepatnya di kawasan 242 Aras Napal, dan beberapa daerah disekitar kawasan tersebut. Persebaran tidak luas dan bersifat endemik tidak ditemukan ditempat lain. 
5. Kantung semar: Kantung semar adalah tumbuhan tropika yang menampilkan bentuk yang unik. Keunikannya terdapat pada kantungnya yang bergantung pada seutas sulur yang menyerupai spiral, yang keluar dari ujung daun. Keunikan lainnya terdapat pada kantungnya yang berbentuk corong berisi cairan yang didalamnya dapat ditemukan berbagai jenis serangga dan hewan lain.
• Australis: 
1. Matoa: Tinggi pohon 50m, akar papan tingginya mencapai 5m, daun majemuk berseling, bersirip genap, tangkai daun panjang ± 1m, anak daun 4-13 pasang bentuknya bundar memanjang dgn tepi yg bergerigi. Mahkota bunga agak berbulu pd bgn luar, kelopak bunga agak menyatu. 
2. Cendana: Kayu ini digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, dan parfum.Tanaman ini biasanya ditemukan di Nusa Tenggara Timur. 
3. Eboni: Tumbuhan ini kebanyakan tumbuhan ini berasal dari daerah tropis, dan hanya beberapa spesies yang tumbuh di daerah beriklim sedang. Tumbuhan ini ditemukan di pulau Sulawesi, tepatnya di Sulawesi Tengah. 
4. Siwalan: Adalah sejenis palma yang tumbuh di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Pohon ini terutama tumbuh di daerah-daerah kering. Daunnya digunakan sebagai bahan kerajinan dan bahan penulisan naskah lontar. Bahan-bahan kerajinan yang dibuat dari daun lontar antara lain adalah kipas, tikar, dan sasando. 
5. Pakis: Semua pakis berumah dua (dioecious) sehingga terdapat tumbuhan jantan dan betina. Serbuk sari dihasilkan oleh tumbuhan jantan dari runjung besar yang tumbuh dari ujung batang. Alat betina mirip daun dengan biji-biji tumbuh dari samping. Alat betina tumbuh dari sela-sela ketiak daun.

Jumat, 10 Februari 2012

Interaksi Sosial

1. konsep interaksi sosial
    Karena adanya saling ketergantungan antar manusia yang
satu dengan manusia yang lain maka terjadilah hubungan
timbal balik atau sering disebut dengan interaksi sosial.
Interaksi ini dapat terjadi antara individu dengan individu,
antara individu dengan kelompok, atau antara kelompok
dengan kelompok. Melalui interaksi sosial akan terjadi saling
pengaruh mempengaruhi atau yang sering disebut dengan
pengaruh timbal balik.

Interaksi sosial adalah proses di mana orang-orang yang
menjalin kontak dan berkomunikasi saling pengaruh
mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Interaksi sosial terjadi
antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok,
dan antara kelompok dengan kelompok. Yang terpenting dalam
interaksi sosial adalah pengaruh timbal balik.
2. Syarat terjadinya kontak sosial
    Agar interaksi dapat berlangsung dibutuhkan dua syarat
yaitu: adanya kontak sosial dan komunikasi.

Kontak dengan benda mati tidak dapat dikategorikan sebagai kontak
sosial karena tidak mendapatkan reaksi dari benda-benda mati
tersebut.

Minggu, 22 Januari 2012

Jenis - jenis tanah

 I. Tanah adalah dimana manusia hidup dan berpijak serta melakukan aktifias sehari-harinya di atas tanah. Sedikit mengulas, pengertian tanah adalah bagian terluar dari bumi (kerak bumi) yang terjadi akibat pelapukan batuan maupun makluk hidup yang mati dan membusuk. Karena pengaruh cuaca maka jasad tersebut menjadi lapuk, dan kemudian mineralnya terurai (terlepas) yang menyebabkan tanah menjadi subur.
Akibat dari proses pembentukan tanah yang berbeda-beda maka terdapat berbagai macam jenis tanah, yaitu ada 8 jenis tanah yang berada di Indonesia sebagai berikut :
1. Tanah Organosol
Tanah ini terjadi akibat pelapukan bahan-bahan organik. Tanah ini biasanya bersifat subur. Organosol terbagi menjadi 2 yaitu :
  • Tanah Gambut merupakan tanah hasil pembusukan yag tidak sempurna dari di daerah yang kadang-kadang tergenang oleh air (rawa). Tanah ini kurang baik untuk pertanian karena sifatnya yang terlalu basah (tergenang air). Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah kalimantan Barat, Pantai timur sumatera, dan pantai selatan Barat Papua.
  • Tanah Humus merupakan tanah hasil pembusukan bahan-bahan organik yang mempunyai sifat sangat subur. Tanah ini berwarna kecoklatan dan cocok di tanami tanaman padi, kelapa, dan nanas. Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
2. Tanah Vulkanik
Tanah ini terjadi akibat pelapukan abu vulkanik dari gunung berapi. Tanah jenis ini dibagi menjadi 2, yaitu :
  • Regosol merupakan tanah dengan ciri ciri : berbutir kasar, berwarna kelabu sampai kuning dan sedikit berbahan organik. Jenis tanah ini sangat cocok untuk menanam tanaman palawija seperti ketela, jagung dll. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatera, Jawa, dan Papua.
  • Latosol merupakan tanah dengan ciri-ciri mempunyai warna merah hingga kuning. Kandungan bahan organiknya sedang. Jenis tanah ini cocok untuk menanam tanaman palawija, padi ketela dll. Tanah latosol banyak di jumpai di daerah Sumatera, Jawa, Bali, dan Papua.
3. Tanah Aluvium (aluvial)
Tanah aluvium merupakan tanah yang diendapkan dari hasil erosi di dataran rendah. Jenis tanah ini mempunyai ciri-ciri berwarna kelabu dan subur Tanaman yang cocok ditanam di tanah jenis ini adalah palawija, tebu,kelapa, tembakau dll. Tanah jenis ini banyak ditemukan didaerah Sumatera bagian timur, Jawa bagian utara dan kalimantan bagian selatan dan barat.
4. Tanah Podzol
Tanah ini terbentuk akibat curah hujan yang tinggi dan suhunya yang rendah. Tanah ini mempunyai ciri-ciri yaitu miskin akan unsur hara, tidak subur dan berwarna merah sampai kuning. Tanah jenis ini cocok untuk tanaman kelapa dan jambu mente. Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah dataran tinggi jawa barat, sumatera, maluku, kalimantan dan puapua.
5. Tanah Laterit
Tanah Laterit merupakan tanah hasil cucian, kurang subur karena kehilangan unsur hara dan tandus. Awalnya tanah ini subur, namun karena unsur haranya dilarutkan oleh air maka menjadi tidak subur. Warna tanah ini kekuningan sampai merah dan cocok untuk tanaman kelapa dan jambu mente. Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah Jawa Tengah. Lampung, Jawa Barat.
6. Tanah Litosol
Tanah litosol adalah hasil pelapukan batuan beku dan batuan sedimen yang baru terbentuk sehingga mempunyai butiran yang besar. Ciri-ciri tanah jenis ini adalah miskin akan unsur hara dan mineralnya masih terikat pada butiran yang besar-besar. Tanah litosol kurang subur sehingga tanaman yang cocok dengan tanah ini adalah tanaman-tanaman yang besar di hutan. Jenis tanah ini banyak terdapat di Sumatera, jawa , maluku, dan nusa tenggara.
7. Tanah Kapur
    Tanah kapur merupakan jenis tanah akbiat dari pelapukan batuan kapur. Jenis tanah ini dibagi menjadi 2, yaitu :
  • Renzina merupakan tanah hasli pelapukan batuan kapur di daerah dengan curah hujan tinggi. Tanah ini mempunyai ciri-ciri berwarna hitam dan miskin akan unsur hara. Tanah renzina banyak terdapa di daerah kapur gunung kidul (yogyakarta).
  • Mediteran merupakan tanah dari hasil pelapukan batuan kapur keras dan bauan sedimen. Warna tanah ini kemerahan hingga coklat. Jenis tanah ini Cocok untuk tanaman palawija.
8. Tanah pasir merupakan tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku dan batuan sedimen dengan butiran sangat kasar dan berkerikil. Jenis tanah ini banyak di jumpai dimana-mana.
II.  JENIS – JENIS TANAH
Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat. Warnanya Kehitaman. Tanah jenis ini terdapat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua.
2. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
4. Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
5. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.Tanah jenis ini terdapat di Pulau Jawa bagian Utara, Sumatra, Bali, Lombok, Halmahera, dan Sulawesi.
6. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.
7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
8. Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.
III.  Pengelompokan tanah berdasarkan sifat lekatannya
(1).           Tanah Kohesif : adalah tanah yang mempunyai sifat lekatan antara butir-butirnya. (tanah lempungan = mengandung lempung cukup banyak).
(2).           Tanah Non Kohesif : adalah tanah yang tidak mempunyai atau sedikit sekali lekatan antara butir-butirnya. (hampir tidak mengandung lempung misal pasir).
(3).           Tanah Organik : adalah tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan organik. (sifat tidak baik).  
IV. ciri-ciri tanah subur : 
1. struktur tanahnya bagus, yaitu Butir - butir tanahnya Renggang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
2. Tanah mempunyai air dalam jumlah yang banyak dan berfungsi melarutkan garam - garaman. 
3. Tanah mempunyai garam - garaman dalam jumlah banyak sebagai bahan makanan tumbuh-tumbuhan.
Ciri-ciri yang kurang subur antara lain : 
1. struktur tanah kurang baik.
2. air yang ada di dalam tanah jumlahnya sedikit.
3. rongga tanahnya tidak terlalu lebar dan tidak terlalu kecil
4. mempunyai jumlah garam - garaman dalam jumlah yang sedikit

Fauna^^

  Fauna Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang luas dan berbentuk kepulauan tropis. Keanekaragaman yang tinggi ini disebabkan oleh Garis Wallace, membagi Indonesia menjadi dua area; zona zoogeografi Asia, yang dipengaruhi oleh fauna Asia, dan zona zoogeografi Australasia, dipengaruhi oleh fauna Australia. Pencampuran fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh ekositem yang beragam di antaranya: pantai, bukit pasir, muara, hutan bakau, dan terumbu karang.
  Masalah ekologi yang muncul di Indonesia adalah proses industrialisasi dan pertumbuhan populasi yang tinggi, yang menyebabkan prioritas pemeliharaan lingkungan menjadi terpinggirkan. Keadaan ini menjadi semakin buruk akibat aktivitas pembalakan liar, yang menyebabkan berkurangnya area hutan; sedangkan masalah lain, termasuk tingginya urbanisasi, polusi udara, manajemen sampah dan sistem pengolahan limbah juga berperan dalam perusakan hutan.
   Berdasarkan tinjauan zoologi, Indonesia mempunyai perbedaan jenis fauna antara bagian barat, tengah, dan timur. Wallace membagi fauna di Indonesia menjadi 3 type, yaitu :

1. Fauna tipe Asiatis (Asiatic)
fauna tipe asiatis ini meliputi fauna yang berada wilayah Sumatera, kalimantan, Jawa, dan Bali. Di wilayah ini terdapat banyak jenis fauna yang menyusui dan berukuran besar. terdapat banyak jenis kera dan ikan air tawar serta tidak banyak memiliki jenis burung berwarna.
jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain : orang utan, monyet proboscis, badak, harimau, rusa, burung heron, dan burung merak

2. Fauna tipe Peralihan (Austral Asiatic)
meliputi fauna yang berada di wilayah Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara bagian Tengah. Di wilayah ini banyak terdapat hewan endemis.
jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain babi, rusa, kuda, kuskus, anoa, dan komodo

3. Fauna tipe Australis (Australic)
meliputi fauna yang terdapat di kepulauan Aru dan wilayah Papua. Di wilayah ini banyak ditemukan binatang menyusui yang berukuran kecil dan binatang berkantung.
jenis Fauna yang banyak ditemui di wilayah ini antara lain kanguru, burung cendrawasih, kakatua, nuri, kasuari, dan walabi.