Blog Geografi dan Sosiologi By Yuan Atul

Selasa, 24 Juli 2012

Hubungan Sosial dan Pranata Sosial


A. Pengertian Hubungan Sosial
            Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk social. Sebagai makhluk social, manusia tidak akan bisa hidup sendiri dan lepas dari orang lain. Hubungan social adalah cara-cara individu bereaksi terhadap dirinya (Anna Alishbana, dkk : 1984). Hubungan social ini menyangkut juga penyesuaian diri terhadap lingkunagan seperti makan sendiri, berpakaian sendiri, patuh pada peraturan, dsb. Hubungan social berawal dari rumah sendiri (keluarga) yang kemudian berkembang dalam lingkup social yang lebih luas, seperti sekolah & teman sebaya. Terkadang timbul masalah ketika anak berhubungan dengan teman sebayanya yang bisa disebabkan oleh pola asuh yang penuh dengan unjuk kuasa oleh orang tua. Situasi kehidupan dalam keluarga berupa pola asuh orang tua yang salah, pada umumnya masih bisa diperbaiki oleh orang tua sendiri, tetapi situasi pergaulan dengan teman sebaya cenderung sulit diperbaiki (Sunarto : 1998). Gillin dan Gillin mendefinisikan, hubungan social adalah hubungan yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, antarkelompok, dan antar orang dengan kelompok.
B. Syarat Hubungan Sosial
1.     Kontak Sosial
Berdasarkan proses berlangsungnya, kontak social dibedakan menjadi :
a)      Kontak primer, terjadi secara langsung yaitu bertatapan muka, baik melalui persentuhan fisik maupun tidak, misalnya berjabat tangan, berbicara, bahasa isyarat, tersenyum, dll.
b)      Kontak sekunder, terjadi secara tidak langsung menggunakan media tertentu, misalnya melalui TV, telepon, dll.
Berdasarkan jumlah individu yang terlibat di dalamnya, kontak social dapat dibedakan menjadi :
a)      Kontak antar individu. Contohnya : kontak antara guru dengan guru, antara penjual dengan pembeli, dll.
b)      Kontak antar kelompok. Contohnya pertandingan sepak bola yang mempertemukan dua tim sepak bola, pertandingan voli, perlombaan cerdas cermat, dll.
c)      Kontak antara individu dengan kelompok. Contohnya guru sedang mengajar murid-muridnya, penceramah dengan peserta seminar, dll.
2.     Komunikasi
Komunikasi adalah adanya tanggapan atau reaksi seseorang terhadap suatu tindakan tertentu dari orang lain dan terjadi setelah adanya kontak social. Namun, belum tentu terjadinya kontak social berlanjut pada komunikasi. Ketika kalian tersenyum kepada seseorang & orang tersebut tidak menanggapi, hal tersebut menunjukkan bahwa kontak social tidak menghasilkan komunikasi. Jadi, komunikasi lebih menunjukkan adanya hubungan timbal balik atau hubungan 2  arah antara 2 orang yang berperan sebagai komunikator (pemberi pesan) & (penerima pesan). Komunikasi bisa terjadi secara positif jika individu yang saling berkomunikasi mengahasilkan bentuk kerja sama. Adapun komunikasi negative jika individu yang saling berkomunikasi menghasilkan bentuk pertentangan atau permusuhan.
C. Ciri-ciri Hubungan Sosial
Dalam hubungan social akan terdapat ciri-ciri yang Nampak di dalamnya, yaitu :
a.      Pelaku lebih dari satu orang.
b.      Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan pelaku.
c.       Terjadi komunikasi antar pelaku dengan memakai simbol-simbol dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa isyarat.
d.      Ada dimensi waktu (masa lalu, sekarang, dan masa datang) yang akan menentuka sikapa aksi yang sedang berlangsung.
D. Bentuk-bentuk Hubungan Sosial
            Terjalinnya sebuah hubungan social dapat melalui proses social asosiatif & proses social disosiatif.
1.      Proses Sosial Asosiatif
Hubungan social yang mengarah pada bentuk jalinan social yang erat, saling membutuhkan, dan terbentuk suatu kerja sama merupakan proses social asosiatif. Proses social asosiatif dapat berbentuk akomodasi, kerja sama, dan asimilasi.
1.      Akomodasi.
Akomodasi merupakan proses dimana perseorangan atau kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, kemudian saling menyesuaikan diri untuk mengatasi kekurangan. Akomodasi merupakam suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga pihak lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Bentuk-bentuk akomodasi antara lain :
-          Arbitrasi, penyelesaian suatu perkara atau upaya untuk mengurangi ketegangan Melibatkan pihak ketiga yang bersifat netral.
-          Ajudikasi, cara mendamaikan masalah melalui pengadilan.
-          Toleransi, merupakan bentuk sikap yang muncul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan yang berupa memaklumi keadaan orang lain sehingga terhindar dari perselisihan.
-          stalemate, keadaan diam tidak sa;ing bertikai karena kekuatan seimbang.
-          mediasi, penyelesaian permasalahan yang terjadi antara dua individu atau kelompok social kadang dapat diselesaikan dengan bantuan pihak ketiga.
-          Coercion, cara akomodasi yang dilakukan terhadap pihak yang keadaannya sangat lemah, sehingga mau tidak mau harus tunduk pada pihak yang lebih kuat kedudukannya dan berkuasa ats dirinya.
-          Kompromi, yaitu mengurangi tuntutannya untuk kata sepakat, sehingga perdamaian dapat dicapai.
-          Konsiliasi, yakni usaha mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama.
2.      Kerja sama (cooperation)
            Menurut Charles H. Cooley, kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka memiliki kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian diri terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerja sama.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan kerja sama antara lain:
1.  Adanya ancaman/rintagan dari luar.
2.  Untuk mencari keuntungan pribadi.
3.  Untuk menolong orang lain.
4.  Adanya orientasi perseorangan.
Bentuk-bentuk kerja sama antara lain:
1.  Join Venture, kerja sama dalam bentuk pengusahaan proyek-proyek tertentu dangan perjanjian pembagian keuntungan menurut proporsi-proporsi tertentu. Join Venture bukan hanya melibatkan kerja sama antarnegara, melainkan bisa beberapa perusahaan yang ada dalam negeri yang sama-sama mengusahakan suatu proyek secara patungan.
2.  Kerukunan/gotong royong, kerja sama yang dilandasi rasa kesadaran yang tinggi sebagai anggota masyarakat untuk sama-sama membantu kesulitan orang lain secara ikhlas.
3.  Barganing, proses kerja sama dalam bentuk perjanjian pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi/lembaga.
4.  Cooperation, kerja sama yang dilakukan dengan cara menerima unsure-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan. Misalnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah mengganti model kurikulum yang lama dengan menerapkan system kurikulum baru.
5.  Koalisi (coaliti), menggabungkan dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
3.      Asimilasi
            Merupakan proses social yang timbul apabila kelompok masyarakat dengan latar belakang kehidupan yang berbeda saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu yang lama. Akibat dari asimilasi adalah kebudayaan asli akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru yang merupakan penyatuan kebudayaan dan masyarakat dengan tidak membedakan antara masyarakat lama dengan masyarakat baru.
Syarat-syarat timbulnya asimilasi :
1.  Kebudayaan dari setiap kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri.
2.  Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaan.
3.  Orang perorang sebagai kelompok saling bergaul dalam waktu yang lama.
Faktor-faktor yang mempngaruhi asimilasi antara lain:
1. Toleransi
2.  Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.
3.  Sikap menghargai orang asing dan kebudayaanya
4.  Sikap terbuka dari orang yag berkuasa dalam masyarakat.
5.  Persamaan dalam unsure-unsur kebudayaan.
6.  Perkawinan campuran.
7.  Adanya musuh bersama dari luar.
2.      Proses Sosial Dissosiatif
Proses dissosiatif disebut juga ‘’ oppositional proceses’’, yaitu proses social yang cenderung membawa kelompok kearah perpecahan dan merenggangkan solidaritas kelompok, meliputi  persaingan, pertentagan,dan kontravensi.
a. Persaingan/kompetisi
            proses social dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing menvari keuntungan. Persaingan dapat bersifat pribadi dan kelompok.
Dampak  dari sebuah persaingan dalam kehidupan masayarakat adalah:
1.  Timbulnya solidaritas kelompok, sehingga rasa setia kawan meningkat.
2.  Timbulnya perubahan sikap baik positif maupun negative.
3.  Kerusakan/hilangnya harta benda/nyawa jika terjadi benturan fisik.
4.  Terjadinya negosiasi di antar pihak-pihak yang bertikai.
b. Pertentangan/konflik
            Persaingan yang makin ketat dalam kehidupan masyarakat menyebabkan  munculnya pertentangan atau konflik, baik yang berlangsung antarindividu maupun antarkelompok social. Pertentangan terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan pada sikap pribadi, di antaranya adalah:
1.  Perbedaan antarindividu
2.  Perbedaan antarkebudayaan
3.  Perbedaan antarkepentingan
4.  Terjadinya perubahan social
c. Kontravensi
            Kontravensi merupakan bentuk proses social yang berada di antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi menunjukan suatu sikap yang mengarah kepada ketidaksenangan.
Bentu-bentuk kontravensi antara lain:
1.  Kontravensi intensif, miosalnya penghasutan, desas-desus, dan mengecewakan pihak lain.
2.  Kontravensi rahasia, misalnya berkhianat, membuka rahasia orang lain di muka umum.
3.  Kontravensi taktis, misalnya intimidasi, provokasi, membingungkan lawan, dan sebagainya.
4.  Kontravensi umum, misalnya mengacau pihak lain, berbuat kekerasan dan sebagainya.
5.  Kontravensi sederhana, misalnya mencaci maki, memfitnah, dan sebagainya.
Adapun tipe-tipe kontravesi meliputi:
-          Kontravensi jenis kelamin, misalnya perbedaan pendapat antara kaum perempuan dengan kaum laki-laki.
-           Kontravensi parlementer, misalnya masalah kelompok mayoritas dengan minoritas.
-          kontravensi generasi masyarakat,  misalnya perbedaan pendapat antara golongan tua dan muda.

PRANATA SOSIAL
A.   Pengertian Pranata Sosial
Pranata social adalah suatu system tata klekuan dalam hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan khusus dalam masyarakat. Pranata social berasal dari bahasa asing social institutions, itulah sebabnya ada beberapa ahli sosiologi yang mengartikannya sebagai lembaga kemasyarakatan, diantaranya adalah Soerjono Soekanto.
B.   Fungsi pranata social
a.      Pedoman bertingkah laku dan bersikap dalam menghadapi masalah kemasyarakatan.
b.      Menjaga keutuhan dan integrasi masyarakat.
c.       Pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan system pengendalian social.
Selain fungsi umum tersebut, pranata social memiliki dua fungsi besar:
-          Fungsi manifest adalah fungsi pranata social yang nyata, tampak, didasari dan menjadi harapan sebagian besar anggota mansyarakat.
-          Fungsi laten adalah fungsi pranata social yang tidak tampak, tidak didasari, dan tidak diharapkan orang banyak, tetapi ada.
C.     Ciri Pranata Sosial
Adapun cirri-ciri stsu karakteristik pranata social:
a.  Memiliki Lambang-Lambang/ Simbol
b.  Memiliki tata tertib tradisi
c.  Memiliki tujuan
d.  Memiliki Nilai
e.  Memiliki Usia Lebih Lama
3.      Penggolongan Pranata Sosial
a.      Berdasarkan perkembangannya
-          Crescive institutions adalah pranata social yang secara tidak sengaja tumbuh dari kebiasaan masyarakat.
-          Enacted instutions adalah pranata social yang sengaja dibentuk untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
b.      Berdasarkan system nilai/kepentingan yang diterima masyarakat.
-          Basic institutions adalah pranata social yang dianggap penting dalam upaya pengawasan terhadap tata tertib di masyarakat.
-          Subsidiary institutions adalah pranata yang dianggap kurang penting.
c.       Berdasarkan penerimaan masyarakat
o.      Approved institutions adalah bentuk pranata social yang diterima secara umum oleh masyarakat.
p.      Unsanctioned institutions adalah bentuk pranata social yang secara umum ditolak oleh masyarakat.
d.      Berdasarkan factor penyebarannya.
-          General institutions adalah bentuk pranata social yang diketahui dan dipahami masyarakat secara umum.
-          Restricted institutions adalah bentuk pranata social yang hanya dipahami oleh anggota kelompok tertentu.
e.      Berdasarkan fungsinya
-          Cooperative institutions adalah bentuk pranata social yang berupa kesatuan pola dan tata cara tertentu.
-          Regulative institutions adalah bentuk pranata social yang bertujuan mengatur atau mengawasi pelaksanaan nilai-nilai atau norma-norma yang berkembang di masyarakat.

4.      macam-Macam Pranata
a.      Pranata Keluarga
a)         Pengertian.
Pranata keluarga adalah bagian dari pranata social yang meliputi lingkungan keluarga dan kerabat. Pembentukan watak dan perilaku seseorang dapat dipengaruki oleh pranata keluarga yang dialami dan diterapkannya sejak kecil.
Berdasarkan jumlah anggota keluarganya, keluarga dapat dibedakan menjadi:
-          Keluarga inti atau batih (nuclear family) adalah satuan kekerabatan yang terdiri atas ayah dan ibu (orang tua) beserta anak-anaknya dalam suatu rumah. Ada juga keluarga inti yang belum atau tidak mempunyai anak.
-          keluarga luas, (extended family) adalah satuan kekerabatan yang terdiri atas lebih dari satu generasi atau lebih dari satu keluarga inti dalam satu rumah. Misalnya, keluarga yang memiliki kakek atau nenek, paman atau bibi, keponakan dan lain-lain yag tinggal serumah.
b)         Peran atau Fungsi
-          fungsi reproduksi : keluarga merupakan sarana untuk memperoleh keturunan secra sehat, terencana sesuai dengan ajaran agama, dan sah di mata hukum.
-          Fungsi kegamaan : pada umumnya suatu keluarga penganut agama tertentu akan menurunkan agama atau kepercayaannya kepada aak-anaknya. Anak-anak akan diajari cara berdoa atau beribadah sesuai dengan keyakinan orang tuanya sejak dini.
-          Fungsi ekonomi : keluarga merupakan suatu wadah dalam usaha mengembagkan serta mengatur potensi dan kemampuan ekonomi.
-          Fungsi afeksi : norma afeksi ada dan diadakan oleh para orang tuan untuk mewujudkan rasa kasih saying dan rasa cinta, sehingga dapat menjaga perasaan masing-masing anggota keluarga agar tercipta kerukunan dan keharmonisan di dalam keluarga.
-          Fungsi sosialisasi : memberikan pemahaman tentang bagaimana seorang anggota keluarga bergaul dan berkomunikasi dengan  dengan orang lain dalam keluarga.
-          Fungsi penentuan status : melalui keluarga seorang anak memperoleh statusnya dalam masyarakat, seperti nama, jenis kelamin, hak waris, tempat dan tanggal lahir, dan sebagainya.
-          Fungsi pendidikan : keluarga merupakan satuan kekerabatan yang pertama kali dikenal anak, sehingga di keluargalah anak memperoleh pendidikan pertamanya dari orang tua atau kerabat lainnya.
-          Fungsi perlindungan : keluarga merupakan tempat berlindung lahir batin bagi anak khususnya dan bagi seluruh anggota keluarga pada umumnya.
b.      Pranata Agama
a.         Pengertian
            Agama adalah ajaran suatu system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta mencakup pula tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antarmanusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Jika dilihat dari sudut pandang sosiologi, agama juga mencakup aliran kepercayaan (animisme atau dinamisme) yang sebenarnya berbeda dengan agama.
b.         Peran atau Fungsi
            Berbagai jenis agama dan kepercayaan tumbuh dan berkembang di masyarakat Indonesia, sehingga diperlukan suatu pranata, yaitu norma yang mengatur hubngan antarmanusia, antara manusia dengan alam, dan antara manusia dengan Tuhannya sehingga ketentraman dan kedamaian batin dapat dikembangkan.
-          Fungsi ajaran atau aturan : memberi tujuan atau orientasi sehingga timbul rasa saling hormat antarsesama manusia dan juga dapat menumbuhkan sikap disiplin, pengendalian diri, dan mengembangkan rasa kepekaan sosial.
-          Fungsi hukum : memberikan aturan yang jelas terhadap tingkah laku manusia akan hal-hal yang dianggap benar dan hal-hal yang dianggap salah.
-          Fungsi social : yaitu sebagai dasar aturan kesusilaan dalam masyarakat, misalnya dalam masalah ekonomi, pendidikan, kesehatan, perkawinan, kesenian, arsitektur bangunan dan lain-lain.
-          Fungsi ritual : ajaran agama memiliki cara-cara ibadah khusus yang tentu saja berbeda dengan agama lainnya.
-          Fungsi transformatif : agama dapat mendorong manusia untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Misalnya dengan agama, umat manusia mampu menciptakan karya-karya seni besar, seperti candi, masjid, dan bangunan-bangunan lainnya.
c.       Pranata Ekonomi
a)      Pengertian
           Pranata ekonomi diartikan sebagai tata tindakan dalam memanfaatkan uang, tenaga, waktu, atau barang-barang berharga lainnya.
b)      Peran atau Fungsi
-          Peran pranata ekonomi produksi
Kegiatan produksi meliputi unsur - unsur bahan dasar, modal, tenaga kerja, dan manajemen. Pemanfaatan unsur - unsur produksi tersebut harus melalui aturan yag berlaku agar tercapai suatu keseimbangan & keadilan social. Sebagai contoh, penggunaan tenaga kerja harus memenuhi beberapa syarat, antara lain, usia pekerja, jam kerja, jam lembur, upah kerja,hak cuti, dsb.
-          Peran pranata ekonomi distribusi.
  Distribusi merupakan kegiatan menyalurkan barang hasil produksi ke konsumen untuk dikonsumsi. Pendistribusian penting dilakukan untuk mencapai kemakmuran rakyat dengan cara meratakan ketercukupan kebutuhan rakyat akan barang atau jasa.
-          Peran pranata ekonomi konsumsi.
Konsumsi adalah kegiatan menghabiskan atau menggunakan nilai guna suatu barang atau jasa. Penggunaan atau pemanfaatan nilai guna barang atau jasa tersebut dapat dilakukan sekaligus ataupun secara berangsur-angsur.

            Berdasarkan peran-peran tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa peran atau fungsi pokok pranata ekonomi adalah mengatur kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi agar dapat berjalan dengan lancer, tertib dan dapat member hasil yang memuaskan.
d.      Pranata Pendidikan.
a)      Pengertian
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan.
b)      Peran atau Fungsi
a.  Meningkatkan potensi, kreativitas, dan kemampuan diri.
b.  Membentuk kepribadian dan pola pikir yang logis dan sistematis.
c.  Mengembangkan sikap cinta tanah air.
e.  Pranata Politik
-          Pengertian
           Politik adalah pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, meliputi segala urusan dan tindakan atau kebijakan mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain. Di dalam hal ini, yang dimaksud politik adalah semua usaha dan aktifitas manusia dalam rangka memperoleh, menjalankan, dan mempertahankan kekusaan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan aktivitas politik dalam masyarakat atau negara.
Di Indonesia, pranata politik tersusun secara hierarki, berikut ini :
           1. Pancasila
           2. UUD 1945
           3. Ketetapan MPR
           4. Undang-undang
           5. Peraturan Pemerintah.
           6. Keputusan Presiden.
           7. Keputusan Menteri
           8. Peraturan Daerah.
-          Fungsi atau Peran
           a. Pelindung dan penyalur aspirasi/hak asasi manusia.
           b. Memberikan pembelajaran politik bagi masyarakat.
           c. Meningkatkan kesadaran berpolitik di kalangan masyarakat.